Suatu hari, utusan dari Roma datang dan ingin melihat siapakah pengganti (khalifah) Rasul SAW. Dia dating dan mendekati Abu Bakr, dan di hadapan Umar ibn Khatab pula dia bertanya, “Aku bukanlah orang yang mengharapkan surga, aku bukanlah orang yang takut pada api neraka, aku tidak takut kepada Allah, aku tidak melaksanakan rukuk dan sujud dalam ibadah (shalat)ku, aku memakan bangkai dan darah bangkai, aku memberikan kesaksian atas sesuatu yang tak pernah kulihat, aku mencintai fitnah, aku membenci kebenaran. Lantas, siapakah aku ?”
Abu Bakr tak mampu menjawab dan menanyakan itu kepada Umar. Dia (Umar) menjawab, “Dia adalah orang kafir yang harus dibunuh !”
Kemudian, datanglah Ali ibn Abi Talib dan bersabda, “Dia adalah salah satu di antara hamba Allah! Dan apapun yang dikatakannya bahwa :
Aku tidak mengharapkan surga maksudnya adalah saya hanya mengharap rahmat Allah. Sebab, hamba Allah tidak melaksanakan ibadah dengan mengharapkan surga-Nya dan tujuannya adalah keridhaan-Nya.
Adapun yang dikatakannya bahwa aku tidak takut atas panasnya api neraka (maksudnya) aalah bahwa ketakutanku karena Allah dan sebagai hamba-Nya aku tidak takut pada api neraka. Adapun (ketika) aku tidak melakukan apa yang Allah SWT larang dan tidak boleh dilakukan, (itu) bukan karena aku takut pada panasnya api neraka, melainkan aku takut pada keadilan-Nya, bukan takut kedzaliman-Nya, dan ketakutan pada diriku sendiri. Oleh karena itu, aku tidak takut kepada Allah.
Adapun yang diktakannya bahwa aku tidak melakukan rukuk dan sujud dalam shalatku yaitu, aku menunaikan shalat jenazah (yang dilakukan tanpa rukuk dan sujud-peny.) dan aku mengharap-kan pahala.
Dan yang dimaksud dengan ucapannya bahwa aku memakan bangkai dan darah bangkai adalah ikan dan hati ikan yang dikeluarkannya dari air (laut) dan menjadi bangkai. Dan hati adalah darah yang membeku.
Kemudian maksudnya dia berkata aku menyukai dan mencintai fitnah adalah anak dan harta, karena Allah berfirman, “Sesungguhnya harta dan anak-anak kalian adalah fitnah.”
Dan maksud dari (pernyataannya) bahwa aku memberikan kesaksian atas perkara yang tidak pernah kulihat adalah surga dan neraka yang tidak pernah dilihatnya.
Dan maksud dari ucapannya bahwa kebenaran adalah musuhku adalah kematian, yang walaupun merupakan kebenaran aku tidak menyukainya. Dan orang yang berbuat baik, maka dia akan memperbanyak amalnya, dan orang yang berbuat buruk, maka dia akan memikirkan atas tindakannya. Oleh karena itu, tak seorang pun menyukai kematian.
Sumber: Jahid, Ridha. 2006. Tahukah Anda?. Jakarta: Penerbit Cahaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar